Seperti halnya fisik, jiwa juga memiliki kondisi yang diturunkan secara genetik dan bawaan sejak lahir. Jika fisik bisa mengalami kerentanan & alergi, maka ybs akan lebih mudah terkena sakit. Tahap terjadinya sakit juga bertahap. Misalkan karena kelelahan, maka tubuh bisa terpapar virus flu. Terjadinya flu juga bertahap : bersin bersin, tubuh menggigil, demam, hidung mampet, dan flu bahkan batuk.
Gangguan jiwa juga terjadi karena seseorang memiliki kerentanan secara genetik terhadap suatu kondisi tertentu. Permasalahan atau situasi yang tidak nyaman bagi beberapa orang menjadi sebuah tantangan untuk berkembang, namun jika dirasa berlebih akan berubah menjadi beban yang tidak mampu diterima.
Gejala gangguan jiwa bisa dilihat dimulai dari perasaan cemas, tidak berdaya, sulit tidur, overthinking, menarik diri atau perilaku aktif hingga agresif. Jika dibiarkan terus menerus akan mengaktifkan saraf yang menghasilkan hormon stress secara berlebih bahkan mengganggu neurotransmitter di otak.
Disinilah pentingnya asesmen oleh Psikolog atau Psikiater untuk mendiagnosa seseorang memiliki gangguan jiwa apa. Salah satu alat ukur perilaku untuk mengenali gangguan jiwa seseorang adalah tes MMPI. LIHAT METAPROGRESS/MMPI2
Hal ini penting diketahui agar bisa ditentukan strategi penanganannya, karena setiap bentuk gangguan jiwa membutuhkan penanganan yang berbeda
Ratna Yudhawati, M.Psi., CHCSM., CE., Asesor & Psikolog